Cerita
Ini bukan
cerita lucu
Bukan pula
cerita mengerikan
Maka tentu
bukan pula cerita menyedihkan
Aku disini
Mendengarkan
rasa hambar ceritamu itu
Sangat hambar
dan tak bosannya kau mengeluh
Maka aku saja
yang jenuh padamu
Aku bukan
tempat sampah yang bau dan busuk
Aku hanya
manusia saja kata romanmu
Punya rasa
pahit, asin, dan manis dalam hidupku
Maka apa yang
akan kamu perbuat lagi
Ceritamu itu
hanya cerita lama
Tak perlu kau
tulis pada kertas
Cukup saja
tulis pada rasaku
Maka kamu dan
semuanya akan mendengar
Semua yang
terjadi dalam hidupku
Kamu, aku, dan
mereka adalah tokoh dalam hidupku.
Anggilia Jani Crista
Bengkulu, 01 Februari 2011
Mereka
Manusia dan Aku Manusia
Berempat serangkai kata
mereka
Yang berbeda kami tidak
pernah mengenal sebelumnya
Ada yang berbeda ketika
bertemu saat itu
Selalu bersama
Sangat menyenangkan
Maka itu sahabat kataku
Tidak pernah menghindar dan
memusuhi
Setia dan tidak ada
perselingkuhan
Berjalan bersama meniti
jembatan tali itu
Maka itu kenangan indah
Saling menyayangi
Saling pengertian
Itu sahabat
Yah aku yakin, manusia itu
Manusia yang selalu bersama manusia
Manusia lainnya seperti manusia lainnya
Yang saling memanusiakan dirinya
Anggilia Jani Crista
Bengkulu, 01
Februari 2011
Bunda
Aku tak pernah tau mengapa Engkau menciptakannya
Wanita yang begitu kokoh tampaknya tetapi rapuh, Sangat rapuh
Dan bahkan aku tak pernah merasa serapuh dia
Aku bersyukur ketika wanita itu selalu di sampingku
Dan aku tak pernah merasa mereka yang tak memiliki dia
Aku memahami mengapa kasih dia tak pernah sama denganku
Aku memahami mengapa surga di telapak kakinya
Karena aku menyayangi ibuku
Bundaku
Sampai akhir hayatku
Anggilia Jani Crista
Bengkulu, 23 Maret 2011
Aku Juga Begitu
Tuhanku begitu adil bahkan Maha Adil
Dia menciptakan berpasang-pasang
Menciptakan aku wanita dan laki-laki
Menciptakan surga dan neraka
Tetapi apakah sedih dan senang itu sesaat saja
Aku pernah merasa begitu bahagia
Layaknya malam yang disinari oleh bulan-Nya
Layaknya pantai dengan ombak oleh-Nya
Tetapi apakah kami manusia mensyukuri nikmatnya
Aku juga begitu
Manusia kataku hanya makhluk bagian bumi ini yang begitu
kecil
Aku juga begitu
Terkadang aku melupakan-Mu yang Maha Besar
Begitu rapuhnya manusia itu
Aku juga begitu
Anggilia Jani Crista
Bengkulu, 23 Maret 20 11
Hukum Negara
Negaraku negara hukum
Hukum negaraku berada di sana sini
Tetapi hukum negaraku sungguh rapuh
Hukum negaraku bersahabat baik dengan
uang
Tetapi tidak dengan rakyat jelata
Jika uang berkata
Maka uang negaraku akan mengangguk
Maka itu dinamakan hukum negara
Itulah negara hukum
Yang tidak pernah terbayangkan setiap
penguasa hukum
Maka
jika di aritmatika
Hukum sama dengan uang
Maka pantas disebut negara uang
Anggilia Jani Crista
Kursi Kejayaannya
Di kursi itu, duduk seorang pejabat
Di kursi lain, duduk seorang pejabat
Begitu juga di kursi lain
Mereka dan dengan dasinya
Mereka dengan kemewahan
Dengan bangganya memberikan janji
Dengan bangganya mendongakkan kepala
Tak ada yang merasa bersalah
Masyarakat begitu jijik
Begitu marah
Begitu kesal
Seseorang dengan tasnya, membawa uang korupsi
Berjalan menuju tempat kediaman
Sesampainya, begitu bangga menceritakan
Kepada istri dan anaknya
Tersenyum riang, lalu lupa dengan janjinya
Hanya modal bohong sehingga bisa duduk di kursi itu
Sementara, masyarakat terus mengalami kemiskinan
Terus mengalami
penderitaan
Dan terus mengemis demi sesuap nasi
Pejabat tadi hanya diam dan membantah
Di kala membahas masalah sosial
Mereka hanya tidur dengan mimpinya
Dengan uangnya atau mungkin dengan kekasih
simpanannya
Mereka hanya sibuk dengan telepon genggamnya
Tapi.. awal bulan gaji selalu mereka tuntut
Setiap tahun, kenaikan gaji selalu dituntut
Begitulah sekarang ini
Kekacauan yang semakin menjadi
Bisa dibilang kebobrokan
Dan mungkin bisa dibilang keuntungan bagi mereka
Anggilia Jani Crista
Tidak ada komentar:
Posting Komentar